-->
  • Jelajahi

    Copyright © Fakta Hukum
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Selamat IdulFitri 1445 H

    Iklan

    Iklan

    Dampak Terhentinya Proyek Rehabilitasi Bendungan Irigasi, Masyarakat Alami Kesulitan Pangan dan Ekonomi

    Redaksi Fakta Hukum Nasional
    Selasa, 07 Mei 2024, Mei 07, 2024 WIB Last Updated 2024-05-07T03:30:06Z
    masukkan script iklan disini
    banner 719x885


    PARIAMAN _ Bendungan Irigasi di Ladang Laweh, Kabupaten Padang Pariaman biasanya memenuhi kebutuhan air bagi pertanian dan kolam ikan air tawar di Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung dan Kecamatan Enam Lingkung dengan luasan mencakup 1.000 ha sampai 3.000 ha.


    Namun sejak dimulainya pekerjaan Rehabilitasi Bendungan Irigasi pada tahun 2022, banyak masyarakat tidak dapat lagi mengelola sawah dan kolam ikan.


    Hal ini menyebabkan masayarakat mengalami kesulitan pangan dan ekonomi.Sampai tahun 2024 ini masyarakat masih dalam kebingungan untuk menghadapi persoalan kesulitan pangan dan ekonomi ini.


    Sementara itu, pihak pemilik kegiatan dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Barat dan pemerintah yang terkait masih belum memberikan solusi terhadap kesulitan masyarakat.


    Saat ini sebagian masyarakat kembali mengelola sawah dengan cara lama, yakni berharap hujan turun sehingga air dapat menggenangi sawah.


    Saat wawancara, Rusdi, salah seorang masyarakat berharap ada solusi secepatnya dari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan Pemerintah Provinsi Sumbar agar sawah dan kolam bisa digarap kembali.


    "Kami tidak tahu dengan persoalan proyek, tapi hendaknya ada solusi agar sawah dan kolam mendapat air kembali dan kami bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup," harap Rusdi menyampaikan kepada faktahukum.com


    "Sudah hampir dua tahun kami tidak bisa menggarap sawah dan kolam ikan karena kekeringan akibat proyek bendungan irigasi itu, Pemkab Padang Pariaman tidak memiliki solusi, Pemprov Sumbar juga terkesan tidak peduli dengan nasib kami," keluhnya menambahkan.


    "Apapun tentang pekerjaan proyek, kami tidak memahaminya, namun mestinya pemerintah memberikan solusi agar air tetap dapat mengalir ke sawah dan kolam, jangan menunggu pekerjaan rehab bendungan sampai selesai, bagaimana dengan nasib kami jika tidak kunjung selesai," ungkap Rusdi dengan sedih melihat kondisi masyarakat.


    Menurut keterangan yang diterima dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Sumbar, proyek Rehabilitasi Bendungan Irigasi Ladang Laweh, Kabupaten Padang Pariaman tahun 2022 melalui APBD memiliki anggaran Rp 3.704.943.000 (Tiga Milyar Tujuh Ratus Empat Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Rupiah) yang dikerjakan CV. Azzazolva Karya sebagai kontraktor pelaksana dan PT. Konsulindo Citra Erlana sebagai konsultan pengawas. 


    Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Sumatera Barat, Ir. Fathol Bari, M.Sc, Eng mengatakan bahwa pekerjaan Rehabilitasi Bendungan Irigasi di Ladang Laweh ini untuk memperbaiki sayap irigasi yang jebol serta bendungan yang sudah aus akan diselimuti saja.


    "Saat pembangunan sayap yang jebol saat itu tiba-tiba diterjang banjir, sehingga sayap itu sebagian kena banjir. Setelah itu dicoba lagi diperbaiki selama 1,5 bulan dan terkena banjir lagi sekitar mulai dari September banjir itu ada 5 atau 6 kali banjir terus, sehingga rekananan itu kesulitan, setiap dibangun diondoh banjir," ulas Fathol menjelaskan.


    "Jadi dengan kondisi yang seperti itu, kawan-kawan yang dilapangan bersikap, tidak mungkin seperti ini bekerja karena sudah berubah dari kontrak, misalnya mengerjakan yang ini, lain lagi yang harus dikerjakan dengan kondisi yang sering banjir dan hal ini dibuktikan memang ada pernyataan dari Bupati sebagai Kepala Daerah, bahwasanya memang terjadinya banjir dan bencana alam," ungkap Fathol Bari menyampaikan.


    Ir. Fathol Bari menerangkan, Bendungan Irigasi Ladang Laweh, Kabupaten Padang Pariaman ini memenuhi kebutuhan bagi 1.200 hektar milik masyarakat. Tahun 2024 ini Pemprov Sumbar kembali menganggarkan dengan dana Rp 2,4 Milyar.Hal ini hanya bisa untuk membuat sayap irigasi.


    Bendungan yang awalnya hanya akan diselimuti, belum bisa dikerjakan karena sudah rusak diterjang banjir. Perbaikan bendungan membutuhkan biaya yang besar.


    Namun meskipun bendungan belum akan dikerjakan akan tetap berupaya untuk bagaimana supaya air tetap bisa masuk dan mengairi sawah masyarakat kembali.


    Saat ini lanjutan pekerjaan sudah dilelang dan sudah terkontrak kembali untuk tahun 2024, Jumat (26/04/2024) dan pekerjaan akan segera dimulai untuk pembangunan sayap.


    "Untuk bendungan belum bisa dikerjakan karena memerlukan dana sekitar Rp 4,5 Milyar, dana kita terbatas, rencananya untuk pekerjaan bendungan kami akan mengusulkan melalui DAK pada tahun 2025," tutur Fathol menutup keterangannya.(JJ)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini