Padang,_Fhn.Com,- Evaluasi atau penilaian merupakan unsur pokok yang menjadi tugas pendidik dalam proses pembelajaran. Salah satu alat penting dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar adalah tes. Sejauh ini, ada dua teori tes yang dikenal yaitu: Teori Tes Klasik (TTK) dan Teori Tes Modern (TTM). Kelemahan TTK adalah adanya ketergantungan ciri peserta tes dengan ciri butir tes, sehingga seorang siswa yang pintar di kelasnya akan terlihat “dungu” ketika dia pindah ke sekolah atau ke kelas yang siswa-siswanya lebih pintar dibanding teman-temannya di kelas terdahulu. TTM yang bersifat sample independent mampu mengatasi persoalan ini.
Selain itu, keunggulan TTM adalah memperhitungkan parameter yang lebih banyak dibanding TTK dalam menentukan ponten peserta tes. Misalnya, daya beda butir tes (discrimination), taraf sukar (difficulty), faktor terkaan (guessing), dan bahkan faktor ketidakpedulian (inattention). Rizal (2007) juga mengungkapkan bahwa kemampuan peserta tes (Ө) yang dihitung berdasarkan TTM ternyata memiliki sifat yang kokoh (robust) dan halus (smooth) dibandingkan dengan ponten (raw score) yang diperoleh berdasarkan TTK.
Penilaian yang dilakukan dengan pendekatan TTM lebih akurat dalam mengukur kemampuan peserta didik, sehingga menghasilkan ponten yang lebih objektif dan adil. Oleh karena itu, para pendidik diajak untuk menerapkan pendekatan TTM yang lebih akurat dan adil bagi seluruh peserta didik Indonesia.(**)